Kamis, 11 September 2008

Mempersiapkan anak masuk TK

Bibit (5 tahun) melongok ke kiri dan ke kanan. Kertas origami berwarna merah itu dikibas-kibaskannya. Sementara teman di kiri-kanannya melipat dengan asyik.''Ayo Bibit, lipat ...,'' kata Bu Guru menghampirinya. Dengan sabarnya Bu Guru mengajari Bibit melipat-lipat kertas.

Bila ibu guru menjelaskan di depan kelas, Bibit sering kebingungan. Bagai orang tersesat. Tapi, ia tak sendiri. Beberapa temannya juga begitu. Ibu Bibit kesal. Pasalnya, ia tahu benar Bibit sudah bisa banyak hal di rumah. Tapi, mengapa ia tak bisa unjuk kemampuan? ''Gurunya sih, nggak sabar ngasih instruksi. Anak-anak kan jadi bingung,'' keluh Ibu Bibit kepada orangtua lain.

Bu Guru tak sabar? Mungkin. Bu Guru berbicara terlalu cepat? Mungkin juga. Tapi, sejumlah pakar mengingatkan dari sudut lain. Satu hal yang penting dimiliki anak saat mulai masuk sekolah, kata mereka, adalah keterampilan mendengarkan dan menyimak. Keterampilan mendengar dan menyimak amat penting bagi anak prasekolah berusia 3-4 tahun untuk bisa berhasil di sekolah. Anak yang bisa mendengarkan dengan baik, mengikuti instruksi, akan berhasil dalam setting sekolah. Anak prasekolah yang bisa mengikuti instruksi akan lebih siap mendemostrasikan keterampilan akademiknya di TK.

Dengar sampai selesai

Pada usia prasekolah anak biasanya memang sulit mendengarkan instruksi, pembicaraan dengan baik. Mengapa? Itu karena rentang perhatian mereka masih rendah. ''Kemampuan melihat, mendengar, dan menyimak anak usia prasekolah sekitar 4 sampai 5 menit saja, setelah itu mereka akan kembali asyik dengan dunia mereka,'' kata psikolog Rahmi Dahnan.

Menurut psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati itu, bila ingin anak menangkap pembicaraan 90 persen atau 100 persen berarti metode bercerita kita harus mengikuti tahapan perkembangan kognitifnya. ''Yakni, tingkat konsentrasi si anak itu sendiri,'' tambah dia. Karena itu, Rahmi menyarankan, bila ayah bunda ingin sang anak mendengarkan ataupun menyimak apa yang dibicarakan sebaiknya bicara tidak terlalu cepat. ''Berbicara dengan anak itu sebaiknya pelan-pelan jangan terburu-buru, karena semakin cepat kita berbicara, maka mereka akan semakin sulit mencerna apa yang kita bicarakan,'' tuturnya.

Kecepatan orang berbicara berbeda. Meski guru dibekali pengetahuan berbicara di depan anak usia muda, namun kerap kali anak-anak sulit memahami ucapan 'orang baru'. Untuk itu orangtua sebaiknya mempersiapkan atau mengajarkan anak untuk bisa mendengarkan, menyimak pembicaraan orang dengan baik sedari usia prasekolah. Ada berbagai cara pembiasaan ini.

Salah satunya, Rahmi mencontohkan, saat berjalan-jalan dengan anak di kebun binatang. Bila anak bertanya tentang jenis-jenis burung dan lain sebagainya, maka buat kesepakatan terlebih dahulu sebelum menjawab ataupun menjelaskan pertanyaan mereka. ''Ayah/Ibu akan menjelaskan tapi kalian jangan memotong pembicaraan sebelum selesai,'' tutur Rahmi. Dan, beritahukan juga konsekuensi bila ia melanggar kesepakatan tersebut. Apa konsekuensinya? Ayah atau ibu tak akan melanjutkan penjelasan kepada mereka.

Bertahap dan berulang
Dengan cara seperti itu, jelas Rahmi, anak akan belajar mendengarkan dan menyimak dengan baik. Namun, terkadang orangtua sering melakukan kesalahan. Misalnya, tidak mengupayakan komunikasi yang baik. Komunikasi yang buruk itu yaitu metode atau cara penyampaiannya tidak tepat. Contohnya berbicara dengan nada tinggi ataupun berbicara terlalu cepat sehingga anak sulit mencerna apa yang sebenarnya yang di sampaikan.

''Sampaikan penjelasan kita dengan bertahap atau sepotong-sepotong,'' kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Selain itu, orangtua juga harus memberikan penjelasan dengan berulang-ulang agar anak selalu mengingatnya. Dengan kedua cara itu, anak akan lebih mudah mengerti. Tapi, Rahmi mengingatkan kesalahan yang kerap dilakukan orangtua. ''Jangan paksa anak untuk terus mendengarkan pembicaraan kita dalam waktu yang cukup lama,'' kata dia. Karena itu, sarannya, bila anak tak ingin mendengarkan sebaiknya biarkan sejenak setelah itu barulah orangtua berusaha menjelaskan kembali.

''Beri anak kesempatan untuk berbicara dan sebaiknya orangtua mendengarkan juga apa yang mereka bicarakan.''Selain metode atau cara penyampaian yang baik faktor lingkungan juga berpengaruh dalam penerimaan pesan yang disampaikan pada anak. Rahmi mengingatkan para ayah bunda agar menjelaskan sesuatu kepada anak di lingkungan yang ramai. Sebab, fokus anak akan lebih rentan terbagi di banding pesan yang sama disampaikan di tempat yang tidak terlalu ramai.

Belajar Menyimak Lewat 3 Cara
Orangtua bisa melatih anak mendengarkan dan menyimak dalam berbagai kesempatan setiap hari. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

-Tugas sehari-hari
Mendengarkan instruksi dan mengikutinya adalah keterampilan yang dipelajari. Gunakan tugas-tugas rumah tangga sebagai kesempatan melatih mendengarkan dan mengikuti instruksi. Awali dengan tugas sederhana satu langkah. Lalu dua, dan tiga langkah. Satu langkah: ''Ambillah sepatumu.'' Dua langkah : ''Ambil sepatumu dan masukkan ke dalam kamarmu.'' Tiga langkah: ''Ambil boneka di atas meja itu, pergi ambil sepatumu, lalu masukkan keduanya di dalam kamarmu.''

-Mendongeng
Anak usia prasekolah umumnya punya cerita favorit. Berpura-puralah lupa ceritanya dan minta mereka menyampaikan cerita itu pada Anda. Gunakan antusiasme cerita ini untuk membangun keterampilan mendengarkan. Ceritakan tentang masa prasekolah Anda. Minta ia mengulangi cerita itu. Bicarakan tentang detail spesifik untuk mendorong anak mendengar lebih teliti. Kenali anak Anda, sediakan waktu untuk mendogeng cerita yang cocok dengan kepribadian mereka.

-Permainan
Anak usia prasekolah belajar cara memainkan permainan dengan mendengarkan dan mengamati. Gunakanlah permainan dengan papan seperti ular tangga. Bacalah dan jelaskan aturannya pada si kecil. Ini memberikan kesempatan pada anak untuk mempraktikkan keterampilan mendengarnya. Sebagian besar anak usia prasekolah akan harus mendengar aturan secara berulang untuk mengingat dan memahaminya.

Sumber: Republika

3 komentar:

GIRLIE BUTIK mengatakan...

Slm'alaikum,mhn infonya paud/tk al azhar bandung campurdarat apa msh cabang al azhar tulungagung?

Anonim mengatakan...

Biasa nya usia berapa yang memang cocok dan di anjurkan untuk masukkan anak ke dunia TK? Lalu alasan nya apa? Tolong informasinya min. Thanks

Unknown mengatakan...

Dalam mepersiapkan anak masuk TK sebaiknya orang tua menginfokan terlebih dulu kepada anak. Memberikan gambaran apa apa saja yang ada di Tk dan sebagainya. Dengan begitu si kecil akan tanggap dan tidak akan merasa hal takut terhadaap orang baru yang ada di sekitar