Puasa bagi anak-anak bukan hanya menahan lapar dan haus tapi yang utama adalah mengkondisikan mental psikologisnya. Yaitu bagaimana anak mempunyai niat dan kesadaran sendiri untuk berpuasa. Jadi anak berpuasa bukan karena paksaan atau tekanan dari orang tua.
Menjelang pagi, rutinitas berjalan seperti biasa. Tapi si anak merasakan ada yang lain kali ini. Ibu, Ayah atau kakak-kakaknya tidak ada yang sarapan pagi. Bahkan sampai siang ia tetap tidak melihat seorang pun makan. Bila saat buka puasa tiba. Dia akan melihat bagaimana semua anggota keluarga berkumpul lagi. Bagaimana nikmatnya ketika seharian menahan lapar, lalu berbuka bersama dengan aneka makanan yang belum tentu ada pada hari biasa.
Pengalaman-pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan yang dilihat dan dirasakan oleh anak inilah yang akan membangun psikologis ia nantinya. Karena faktor psikologislah yang berperan penting untuk mengatur kapan ia ingin berpuasa, sampai berapa lama, dsb. Umur tidaklah menjadi ukuran saklak. Jadi, biarkanlah anak yang merasakan sendiri nikmatnya berpuasa, tanpa adanya tekanan dari orang tua. Kita sebagai orang tua cukup memberi contoh yang baik kepada mereka.
2 komentar:
Dalam mengajarkan anak memang perlu adanya dukungan penuh dari orang tua terkasih sehingga memberikan kebahagiaan tersendiri bagi si kecil. Terimakasih banyak untuk informasi yang diberikan
Min usia pasti yang perlu kita didik untuk belajar berpuasa itu usia berapa ya min? Mohon informasi nya ya min Thanks
Posting Komentar